SEOUL - Korea Utara (Korut) diduga akan menembakkan sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM). Rudal ICBM ini diprediksi akan ditembakkan dengan lintasan standar ke perairan Pasifik Utara.
Informasi itu disampaikan oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) dalam rapat tertutup dengan anggota parlemen Korsel, seperti dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, Senin (4/9/2017).
NIS menyebut, rudal ICBM mungkin akan diluncurkan saat peringatan hari berdirinya Republik Korut yang jatuh pada 9 September atau saat hari berdirinya Partai Pekerja Korea pada 10 Oktober. Tanggal 9 September juga diperingati sebagai hari kemerdekaan Korut, salah satu hari terpenting di negara komunis ini.
Pada Juli lalu, Korut menembakkan dua rudal ICBM dengan lintasan yang tajam dan tinggi, atau bukan lintasan standar. Hal ini sengaja dilakukan Korut demi mencegah rudal-rudal ICBM, atau Hwasong-14, yang tergolong rudal jarak jauh itu melewati wilayah negara lain termasuk Jepang. Namun pekan lalu, Korut meluncurkan rudal balistik jarak menengah, Hwasong-12, dengan lintasan standar hingga melintasi wilayah Jepang bagian utara.
"Ada kemungkinan bahwa Korea Utara akan menembakkan sebuah rudal ICBM pada lintasan standar," sebut NIS seperti dikutip sejumlah anggota parlemen Korsel.
Pada Minggu (3/9/2017) waktu setempat, Korut mengklaim sukses menguji coba bom hidrogen, salah satu jenis bom nuklir, yang bisa dimasukkan ke dalam rudal ICBM. NIS menyebut, uji coba nuklir terbaru Korut itu dilakukan di terowongan utara pada kompleks nuklir Korut.
Sejak tahun 2006, Korut telah menggelar enam kali uji coba nuklir. Uji coba nuklir tahun 2006 dilakukan di terowongan timur, yang kemudian ditutup. Uji coba nuklir kelima tahun 2016 lalu dilakukan di terowongan tambahan dari terowongan utara.
"Ketika Korea Utara menyelesaikan pembangunan terowongan ketiga dan satu terowongan lainnya masih dalam pembangunan, negara itu bisa melakukan uji coba nuklir lainnya, kapan saja," sebut NIS.
NIS meyakini, Korut berupaya memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea untuk menandai peringatan berdirinya negara tersebut pada Sabtu (9/9/2017) mendatang.(fery/detik.com)